Selasa, 12 Desember 2017

Transistor Pada Sepeda Motor

Transistor merupakan kependekan dari Transfer Resistor, atau suatu komponen elektronika yang dapat mengalirkan atau memutuskan aliran arus yang besar  dengan pengendalian arus listrik yang relatif sangat kecil, dengan mengubah resistansi lintasannya. Kemampuannya tersebut hampir sama dengan relay, namun transistor memiliki kelebihan antara lain  yaitu :

a. Arus pengendali pada transistor jauh lebih kecil sehingga lebih mudah mengendalikannya.

b. Transistor tidak menggunakan kontak mekanis, sehingga tidak menimbulkan percikan api dan  lebih tahan lama.

c. Ukuran transistor relatif lebih kecil dan kompak dibanding relay. 

d. Dapat bekerja pada tegangan kerja yang bervariasi.

Namun demikian, disamping mempunyai kelebihan, transistor juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain:

a. Kesalahan penghubungan kaki transistor akan berakibat kerusakan permanen.

b. Panas yang dihasilkan pada transistor lebih besar sehingga bila tidak diberi pendinginan yang cukup, akan memperpendek usia transistor.

Terdapat dua jenis transistor, yaitu : 
a. Tipe NPN 
b. Tipe PNP




Gambar Transistor dan simbolnya (E = emitor, B = basis/gate, C = kolektor)


Untuk menentukan apakah suatu transistor adalah NPN atau PNP tidak dapat secara fisik.  Kita dapat melihat dari kode dan mencocokkannya dengan Transistor handbook. Pada transistor terdapat dua aliran arus lsitrik, yaitu arus dari kaki Basis ke Emitor ( atau sebaliknya ) yaitu IB-E dan arus yang mengalir dari Kolektor ke Emitor ( atau sebaliknya ) yaitu IC-E.

Aplikasi/penerapan transistor dalam sistem kelistrikan banyak digunakan sebagai saklar elektronik.  Adapun cara kerja transistor secara ringkas adalah: jika ada arus pemicu (arus kecil) yang mengalir dari Basis ke Emitor  maka arus yang besar akan mengalir dari  Kolektor ke Emitor (untuk jenis NPN) atau jika ada arus pemicu (arus kecil) dari Emitor ke Basis, maka arus yang besar akan mengalir dari Emitor ke Kolektor (untuk jenis PNP).


Contoh  Aplikasi Transistor pada Sepeda Motor
 Aplikasi/penggunaan transistor pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa  ditemukan dalam rangkaian sistem pengapian semi transistor maupun full transistor, sistem tanda belok  yang menggunakan flasher tipe transistor, sistem pengisian yang menggunakan pengaturan tegangan secara elektronik, dan sebagainya. Gambar di bawah ini memperlihatkan aplikasi transistor pada sistem pengapian full transistor sepeda motor: jika terminal basis TR2 mendapat sinyal dari pick up coil, maka arus yang mengalir lewat R akan cenderung ke massa lewat  terminal C ke terminal E TR2. Akibatnya basis TR1 tidak ada arus sehingga TR1 akan OFF, sehingga arus pada kumparan primer ignition coil (koil pengapian) akan terputus dan akan terjadi induksi pada kedua kumparan koil pengapian tersebut. Terjadinya induksi tersebut menghasilkan percikan bunga api pada busi.



Gambar Contoh aplikasi penggunaan transistor pada sepeda motor






Kapasitor/Kondensor pada Sepeda Motor


Kapasitor merupakan komponen listrik  yang dapat menyimpan energi listrik dalam jangka waktu tertentu. Dikatakan dalam jangka waktu tertentu karena walaupun kapasitor diisi sejumlah muatan listrik, muatan tersebut akan habis setelah beberapa saat, bergantung besarnya kapasitas kapasitor. Besarnya kapasitas kapasitor diukur dalam satuan Farad. Dalam prakteknya ukuran ini terlampau besar, sehingga digunakan satuan yang lebih kecil seperti microfarad (PF), nanofarad atau pikofarad.

Kapasitor memiliki dua jenis yaitu:

a. Kapasitor polar Pada kapasitor polar, adanya penentuan kutub-kutub kapasitor bila hendak dihubungkan dengan suatu rangkaian, dan hanya bekerja pada tegangan DC. Kapasitor polar memiliki kapasitas yang relatif besar





b. Kapasitor non polar Pada kapasitor non-polar tidak memiliki kutub-kutub sehingga dapat dipasang pada posisi terbalik pada rangkaian, serta dapat dihubungkan dengan tegangan AC. Ukuran kapasitor non polar kebanyak relatif kecil, dengan satuan nanofarad dan pikofarad.

Gambar Kapasitor










Simbol Kapasitor

Kapasitor memiliki tegangan kerja maksimum yang tertera pada label di housingnya. Tegangan rangkaian listrik yang dihubungkan pada kapasitor tidak boleh melampaui tegangan kerja maksimum kapasitor yang bersangkutan, karena akan menyebabkan kerusakan permanen (bahkan pada beberapa kasus, terjadi ledakan). Tegangan kerja maksimum ini berkisar : 10V, 25V, 35V, 50V, 100V untuk kapasitor polar dan 250V sampai 750V untuk kapasitor non-polar.

Terdapat dua ketentuan praktis tentang kapasitor, yaitu: 1) Kapasitor yang kosong muatan bertindak seolah-olah konduktor (penghantar),  dan 2) Kapasitor yang penuh muatan bertindak seolah-olah isolator (penyekat).

Contoh  Aplikasi Kapasitor pada Sepeda Motor

Aplikasi/penggunaan kapasitor pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa ditemukan dalam rangkaian sistem pengapian konvensional (menggunakan platina) , dan pengapian CDI (Capacitor Discharge Ignition) baik CDI dengan arus DC (searah) maupun CDI dengan arus AC (bolak balik). Gambar di bawah ini memperlihatkan aplikasi kapasitor pada sistem pengapian CDI arus AC :

Gambar Contoh aplikasi penggunaan kapasitor pada sepeda motor

Berdasarkan gambar di atas, kapasitor dalam CDI unit bekerja menyimpan arus sementara (100 sampai 400 V) dari magnet yang telah di searahkan lebih dulu oleh diode ketika SCR (Silicone Control Rectifier) belum aktif. Setelah gerbang G pada SCR diberi arus sinyal untuk proses pengapian, maka SCR akan aktif dan menyalurkan arus listrik dari anoda (A) ke katoda (K). Dengan berfungsinya SCR tersebut, menyebabkan kapasitor melepaskan arus (discharge) dengan cepat. Kemudian arus mengalir ke kumparan primer (primary coil) koil pengapian untuk menghasilkan tegangan sebesar 100 sampai 400 volt sebagai tegangan induksi sendiri.

Akibat induksi diri dari kumparan primer tersebut, kemudian terjadi induksi dalam kumparan sekunder dengan tegangan sebesar 15 KV sampai 20 KV. Tegangan tinggi tersebut selanjutnya mengalir ke busi dalam bentuk loncatan bunga api yang akan digunakan untuk membakar campuran bahan bakar dan udara dalam ruang bakar.


























Sabtu, 09 Desember 2017

Simbol-simbol Komponen Kelistrikan

Jika rangkaian kelistrikan digambarkan dengan gambar asli benda yang bersangkutan, maka ilustrasi dan pemahamannya bisa menjadi cukup sulit dan rumit. Untuk itu, pada pembuatan diagram rangkaian kelistrikan biasanya dilakukan hanya dengan membuat simbol-simbol yang menunjukkan komponen kelistrikan dan kabel-kabel.


Adapun simbol-simbol yang sering digunakan pada pembuatan rangkaian sistem kelistrikan secara garis besar adalah sebagai berikut:



Simbol-simbol komponen kelistrikan




OTOMEKANIKMOTOR
blog otomotif roda dua

Fungsi Dioda Pada Sepeda Motor

Gambar Dioda dan simbolnya
Sebuah diode didefinisikan sebagai paduan dua elektroda, satu menjadi positif (anoda) dan yang lain adalah negatif (katoda) dan hanya mengijinkan arus mengalir dalam satu arah.

Dioda merupakan komponen semikonduktor yang berfungsi  untuk mengijinkan arus mengalir di dalam sebuah rangkaian hanya dalarn satu arah (forward bias), yaitu dari anoda ke katoda dan  memblokirnya saat mengalir dalam arah yang berlawanan (reverse bias), hal ini dimungkinkan oleh karena karakteristik dari silicon, atau wafer di dalam diode.


Saat sebuah penghantar/konduktor tegangan positif di hubungkan ke anoda dan penghantar tegangan negatif dihubungkan ke katoda, arus mengalir melalui diode. Jika penyambungan ini dibalik, arus tidak akan dapat mengalir sebab pemblokiran dari karakteristik silicon wafer, oleh karena itu diode beraksi sebagai katup satu arah (check valve) dan mengijinkan arus mengalir hanya satu arah.

Contoh aplikasi penggunaan diode


Contoh  Aplikasi Diode pada Sepeda Motor















Aplikasi/penggunaan dioda pada sistem kelistrikan sepeda motor bisa  ditemukan dalam rangkaian sistem penerangan maupun sistem pengisian yang menggunakan generator AC (alternator), seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Contoh aplikasi penggunaan diode pada sepeda motor


Berdasarkan gambar di atas, diode (rectifier) bekerja untuk merubah arus AC (bolak-balik) yang dihasilkan alternator menjadi arus Dc (searah). Arus DC ini kemudian disalurkan ke baterai dan beban (load) seperti lampu tanda belok/sein.




OTOMEKANIKMOTOR
blog otomotif roda dua

KOMPONEN UTAMA PADA MESIN SEPEDA MOTOR

Komponen utama pada mesin sepeda motor yaitu:

1. Kepala silinder (cylinder head)

2. Blok silinder mesin (cylinder block)

3. Bak engkol mesin (crankcase)



Jadi, tiga bagian utama  tersebut merupakan tulang punggung bagi kendaraan bermotor roda dua. 

Gambar mesin sepeda motor empat dan dua langkah


1.  Kepala Silinder (Cylinder Head)
Bagian paling atas dari kontruksi mesin sepeda motor adalah kepala silinder. Kepala silinder berfungsi sebagai penutup lubang silinder pada blok silinder dan tempat dudukan busi.

Gambar kepala silinder dan kelengkapannya
Kepala silinder bertumpu pada bagian atas blok silinder. Titik tumpunya disekat dengan gasket (paking) untuk menjaga agar tidak terjadi kebocoran kompresi, disamping itu agar permukaan metal kepala silinder dan permukaan bagian atas blok silinder tidak rusak. Kepala silinder biasanya dibuat dari bahan Aluminium campuran, supaya tahan karat juga tahan pada suhu tinggi serta ringan. Biasanya bagian luar kontruksi kepala silinder bersirip, ini untuk membantu melepaskan panas pada mesin berpendingin udara.

2.  Blok Silinder Mesin
Silinder liner dan blok silinder merupakan dua bagian yang melekat satu sama lain. Daya sebuah motor biasanya dinyatakan oleh besarnya isi silinder suatu motor. Silinder liner terpasang erat pada blok, dan bahannya tidak sama. Silinder liner dibuat dari bahan yang tahan terhadap gesekan dan panas, sedangkan blok dibuat dari besi tuang yang tahan panas.
Pada mulanya, ada yang merancang menjadi satu, sekarang sudah jarang ada. Sekarang dibuat terpisah berarti silinder liner dapat diganti bila keausannya sudah berlebihan. Bahannya dibuat dari besi tuang kelabu. Untuk motor-motor yang ringan seperti pada sepeda motor bahan ini dicampur dengan alumunium. Bahan blok dipilih agar memenuhi syarat-syarat pemakaian yaitu: Tahan terhadap suhu yang tinggi, dapat menghantarkan panas dengan baik, dan tahan terhadap gesekan.

Gambar Blok Silinder

Blok silinder merupakan tempat bergerak piston. Tempat piston berada tepat di tengah blok silinder. Silinder liner piston ini dilapisi bahan khusus agar tidak cepat aus akibat gesekan. Meskipun telah mendapat pelumasan yang mencukupi tetapi keausan lubang silinder tetap tak dapat dihindari. Karenanya dalam jangka waktu yang lama keausan tersebut pasti terjadi. Keausan lubang silinder bisa saja terjadi secara tidak merata sehingga dapat berupa keovalan atau ketirusan.

3.  Bak engkol mesin (crankcase)
Crankcase (bak engkol) biasanya terbuat dari aluminium die casting dengan sedikit campuran logam. Bak engkol fungsinya sebagai rumah dari komponen yang ada di bagian dalamnya, yaitu komponen:
  • Generator atau alternator untuk pembangkit daya tenaga listriknya sepeda motor
  • Pompa oli
  • Kopling
  • Poros engkol dan bantalan peluru
  • Gigi persneling atau gigi transmisi
  • Sebagai penampung oli pelumas

Gambar Bak engkol
Bak engkol terletak di bawah silinder dan biasanya merupakan bagian yang ditautkan pada rangka sepeda motor.



OTOMEKANIK MOTOR
blog otomotif roda dua